Hikmah Ikhlas Beramal Adalah Akan Mendapat Syafaat

Hikmah Ikhlas Beramal Adalah Akan Mendapat Syafaat – Abu Hurairah r.a. dari Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat penampilanmu dan kekayaanmu, tetapi Dia melihat hati dan amalmu.” (HR.Muslim, Ibnu Majah, Ahmad, Baihaqi)

Jika hati tidak ikhlas dalam beramal, maka hidup ini akan sulit. Sekalipun donasinya mudah, namun jika tidak ikhlas rasanya menjadi beban yang berat. Di antara keutamaan orang ikhlas adalah selalu merasa tenteram dalam menjalani kehidupan ini, selalu senang dengan amal besar maupun kecil yang dilakukannya karena yakin Allah SWT Maha Mengetahui dan memberi rezeki.

Hikmah Ikhlas Beramal Adalah Akan Mendapat Syafaat

Syekh Muhammad Saleh Al Munajid menjelaskan dalam bukunya Amalul Kulub (hlm. 33) bahwa kepolosan dalam bersedekah ada empat bahayanya. Pertama, dia tidak akan masuk surga. Rasulullah SAW menjelaskan dalam hadits sahabat Abu Hurairah RA, bahwa orang yang mencari ilmu agama dunia dan mendapat pujian dari manusia, tidak akan mendapat harumnya surga. Pada hari kiamat.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad)

Teks Khutbah Jumat: Makna, Hikmah Dan Nilai Sosial Dalam Surah Al Maun

Mencari ilmu merupakan ibadah yang sangat mulia kepada Allah SWT jika diikuti dengan ikhlas, namun mencari ilmu akan sia-sia, bahkan Allah SWT tidak akan menempatkan pencari ilmu agama di surga-Nya bila dilakukan tanpa keikhlasan. Demikian pula amalan lainnya seperti shalat, zakat, puasa, haji, sedekah, dan ibadah lainnya, jika dilakukan tanpa keikhlasan, maka sama nilainya.

Kedua, alasan masuk neraka. Hakikat orang yang beramal shaleh dan beribadah adalah memperoleh keridhaan Allah SWT, ampunan-Nya, rahmat-Nya dan tempat di surga-Nya. Namun bila segala amalan dan ibadah dilakukan dengan ikhlas, maka itu menjadi alasan masuk neraka. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW, sahabatnya Abu Huraira r.a. Alhamdulillah: “Orang pertama yang dihakimi pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan Allah. Allah bersabda, “Apa yang kamu lakukan dengan bantuan itu?” Laki-laki itu menjawab, “Aku berjuang demi kamu sampai aku syahid.” Allah berfirman, “Kamu pembohong, tapi kamu melakukannya untuk menyebut dirimu berani. , dan pidato pun dilontarkan.” Kemudian diberikan perintah untuk membawa laki-laki itu, dan mereka menyeret wajahnya (dia terjatuh ke tanah), hingga dia dilempar ke neraka.”

Baca juga  Ceritakan Cara Kamu Menghemat Kertas

Lalu ada orang yang belajar dan mengajar agama serta membaca Al-Quran. Lalu orang itu didatangkan, lalu Allah menunjukkan rahmat-Nya dan orang itu mengenalinya. Allah berfirman: “Apa yang kamu lakukan dengan ibadah itu?” Orang itu menjawab: “Aku mempelajarinya agama, aku belajar dan membaca Al-Qur’an.” Allah berfirman, “Kamu pembohong, tetapi kamu mempelajari agama untuk menyebut dirimu ulama dan membaca Al-Qur’an untuk menyebut dirimu pembaca, dan ucapan itu dibuang.” Kemudian disuruh membawa muka, kemudian mereka menyeretnya dengan mukanya (terbaring di tanah) sampai dia dijebloskan ke dalam neraka.” ِ

“Kemudian ada seorang laki-laki yang diberi tempat oleh Allah dan diberikan kepadanya segala macam kekayaan. Kemudian dia dibawa, lalu Tuhan menunjukkan belas kasihannya dan manusia mengenalinya. laki-laki itu menjawab, “Aku tidak meninggalkan jalan sebagai kesempatan untuk menghabiskan waktu, tetapi aku menghabiskan waktu di sana hanya karena kamu.” Tuhan berkata, “Kamu pembohong, tetapi kamu melakukan ini untuk menyebut dirimu baik hati, dan ucapan itu dibuang. Maka diberikanlah perintah untuk membawa orang tersebut. (HR.Muslim)

Tafsir Quran Surah Ke 2 Al Baqarah

Ketiga, tolak praktik tersebut. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Umamah RA, beliau berkata: “Seorang laki-laki mendatangi Rasulullah SAW, dan bertanya kepadanya: ‘Bagaimana pendapatmu (wahai Rasulullah) jika ada seseorang yang sulit berharap? ‘ Reward sekaligus ingin dipanggil namanya (sebagai pahlawan), apa yang didapatnya? Rasulullah SAW bersabda: “Dia tidak mendapat apa-apa.” Pria itu mengulangi pertanyaannya tiga kali. Nabi, semoga Tuhan memberkati dia dan memberinya kedamaian, masih berkata: “Dia tidak mendapatkan apa-apa.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah (swt) tidak menerima amalan kecuali orang yang ikhlas berharap kepada Wajah-Nya.”

Hadits ini dan hadis sejenisnya menunjukkan bahwa amalan seorang mukmin tidak akan diterima jika ia tidak mengharap wajah Allah dari amalnya. Terlebih lagi Allah SWT juga berfirman: “Barangsiapa berharap bertemu dengan Tuhannya, hendaklah ia beramal shaleh dan janganlah ia ikut beribadah kepada Tuhannya dengan siapapun” (QS Al Kahfi: 110).

Keempat, hilangnya imbalan olahraga. Lawan dari ikhlas adalah Riyyah yang diledakkan oleh setan untuk menjauhkan manusia dari Allah SWT dan menjauhi keikhlasan. Rhea berlatih agar orang lain dapat melihat dan menghargainya. Riyyah termasuk sumach, yaitu amalan agar apa yang kita lakukan didengar orang lain, sehingga datanglah pujian dan kemuliaan.

Baca juga  Mengapa Cuaca Berpengaruh Terhadap Kelancaran Transportasi

Apabila amalan tersebut dilakukan dengan kepura-puraan atau kecerobohan, maka pahala dari amalan tersebut akan hilang. Sebagaimana tercantum dalam hadits Qudsi, Rasulullah SAW, semoga Allah memberkati dia dan memberinya kedamaian, Awas, apakah akan ada jawaban dari mereka?’

Hikmah Kesabaran Dan Keikhlasan

Bagian hadis ini menjelaskan tentang pahala dan kehinaan bagi orang yang tidak ikhlas dalam amal shalehnya di hari kiamat, maka ia akan dihina oleh Allah SWT. Di dunia ini mereka berbuat baik karena mencari perhatian dan pujian dari orang lain, maka Allah swt. dia meminta mereka pada hari kiamat untuk menerima pahala perbuatan baik dari orang-orang itu.

Semoga Allah SWT selalu membimbing kita semua, agar kita dimudahkan dalam menempuh jalan keikhlasan dan terhindar dari keinginan dipuji makhluk serta ikut dalam barisan hamba-hamba-Nya yang ikhlas. Amin ya Robal Alamin.* [1] Ibnu Masud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Tadi ketika kami para sahabat mempelajari sepuluh ayat dari Nabi SAW. lalu yang diturunkan kemudian Sepuluh ayat selebihnya tidak kami pelajari hingga kami mengetahui apa yang terkandung di dalamnya.” Hadits ini dikuatkan oleh Al-Hakim dan disetujui oleh al-Dhahabi (lihat Al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an [1/68]).

[2] Diriwayatkan oleh Imam Abdurazaq atas wewenang Abu Abdirahman as-Sulami dalam Al Mushanaf dengan Sanadnya. Beliau bersabda: “Dahulu ketika kita mempelajari sepuluh ayat Al-Qur’an, kita tidak mempelajari sepuluh ayat berikutnya sampai kita memahami isi halal dan haram, serta perintah dan larangannya.” (Lihat al-Jami’li Ahkam al-Qur’an [1/68])

[3] Abu Abdirahman as-Sulami berkata: “Para sahabat yang mengajari kami bacaan Al-Qur’an, seperti Utsman bin Affan, Abdullah bin Masud dan lain-lain, menceritakan kepada kami bahwa ketika mereka mempelajari sepuluh ayat Al-Qur’an Rasulullah SAW, semoga Allah merahmatinya dan memberinya shalawat, sehingga hal-hal tersebut tidak akan terlewati hingga seseorang mengetahui kandungan ilmu dan amalnya. Beliau bersabda: Demikianlah kita belajar Al-Qur’an, ilmu dan amal sekaligus. al-Tafsir oleh Syekh Ibnu Ushaymin, hal. 26)

Buku Mutiara Hikmah Salaf

[4] Diriwayatkan oleh Imam Abu Bakr al-Anbari dengan sanad Abdullah bin Masud Radiyallahuanhu. Beliau bersabda: “Sesungguhnya kita kesulitan dalam menghafal Al-Qur’an, namun mudah bagi kita untuk mengamalkannya. Dan nanti akan ada orang-orang setelah kita, yang pada saat itu menghafal Al-Qur’an sangatlah mudah, namun mereka sulit mengamalkannya.” (Lihat al-Jami’li Ahkam al-Qur’an [1/69])

Baca juga  Printer Termasuk Dalam Kelompok

[5] Imam al-Qurtubi rahimahullah berkata: “Para ulama hadis berpesan agar seseorang tidak puas mendengar dan mencatat hadis tanpa mengetahui dan memahami isinya. tidak ada apa-apa.” Tenaganya akan terbuang percuma. Hendaknya ia menghafalkan hadis tersebut perlahan-lahan.

[6] Ma’mar berkata: Aku pernah mendengar az-Zuhri berkata: “Barangsiapa cepat mencari ilmu, maka cepat pula ilmu itu hilang. Padahal, ilmu bisa didapat dengan mempelajari satu atau dua hadis saja. (Al-Jami’ li ahkam al – Lihat Al-Qur’an [1/70])

[7] Ketika banyak orang yang hadir pada pelajaran hadis al-Amasi, ada yang berkata kepadanya, “Wahai Abu Muhammad, lihatlah mereka?! Berapa banyak!!” Maka dia menjawab, “Jangan lihat jumlahnya. Sepertiganya akan mati. Sepertiga lainnya akan sibuk dengan pekerjaan. Dan sepertiga lainnya, untuk setiap seratus orang, hanya akan ada satu orang yang akan berhasil – menjadi ilmuwan.” (Lihat Nashaih Manhajiyyah li Thalib ‘ilmi as-Sunnah an-Nabawiyyah, halaman 28)

Dahsyatnya Sholawat, Salah Satunya Mendapat Syafaat Dari Nabi Di Hari Kiamat

[8] Imam Syafii rahimahullah bersabda: “Barangsiapa mencari ilmu hendaknya mempelajarinya dengan baik, agar ilmu yang rumit tidak hilang.” (Lihat Nashaih Manhajiyyah li Thalib ‘ilmi as-Sunnah an-Nabawiyyah, halaman 28)

[9] Pada suatu waktu Abdullah bin al-Mubarak, semoga Tuhan mengasihaninya, sering dikritik karena memalsukan hadis. Mereka bertanya kepadanya: “Berapa lama kamu akan terus mendengarkan hadis?”. Beliau menjawab, “Sampai mati.” (Lihat Nashaih Manhajiyyah li Thalib ‘ilmi as-Sunnah an-Nabawiyyah, hal. 58)

[10] Sufyan rahimahullah pernah ditanya: “Apakah kamu lebih memilih menimba ilmu atau bersedekah?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya ilmu itu untuk sedekah, maka janganlah kamu tinggalkan menuntut ilmu dengan dalih sedekah, dan janganlah meninggalkan sedekah dengan dalih mengejar ilmu.” (Lihat Tsamrat al-Ilmi al-Amal, hal. 44-45)

[11] Abdullah bin Masud Radiyallahuanhu berkata, “Ilmu tidak hanya diperoleh melalui banyak cerita, namun hakikat ilmu itu adalah Qas-Yah/Takut kepada Tuhan.” (Lihat Al-Fawaid, halaman 142)

Tauhid Dari Khutbah Khutbah Pilihan Masjid Nabawi Ebs

[12] Abu Abdullah ar-Rujbari rahimahullah berkata: “Barangsiapa mencari ilmu padahal ia hanya mempunyai ilmu, maka ilmunya tidak akan bermanfaat baginya. Dan siapa yang mencari ilmu untuk mempelajari ilmu, maka sedikit sekali ilmu yang dimilikinya. “Itu juga akan bermanfaat.” (Lihat al-Muntahab min Kitab az-Juhad wa ar-Raqaiq, halaman 71)

[13] Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “…jika ilmu dapat bermanfaat tanpa amalan, maka Allah SWT

Lambang ikhlas beramal, gambar logo ikhlas beramal, simbol ikhlas beramal, ikhlas beramal logo, ikhlas dalam beramal, beramal dengan ikhlas, pengertian ikhlas beramal, hadits ikhlas beramal, ikhlas beramal, logo ikhlas beramal kemenag, download logo ikhlas beramal, logo mts ikhlas beramal